Tuck adalah seorang koboi yang kukenal bertahun-tahun yang lalu,
Could put a stretch in a story like a forty foot row.
Bisa ditegaskan dalam sebuah cerita seperti barisan empat puluh kaki.
Young an’ wide-eyed, I believed every word,
Muda dengan mata terbelalak, saya percaya setiap kata,
As he rambled through the canyons an’ stampeded herds.
Saat dia mengoceh melalui ngarai dan ‘kawanan yang terinjak-injak.
Swore there were still Comanches in them breaks to the south:
Mengintai masih ada Comanches di dalamnya yang pecah ke selatan:
He’d seen good hands ride in there an’ never rode out.
Dia telah melihat tangan yang baik naik ke sana sebuah ‘tidak pernah berkuda keluar.
He had a horse he called Dollar that twice saved his life.
Dia memiliki seekor kuda yang dia namakan Dollar yang dua kali menyelamatkan hidupnya.
He lost him to Jim Shoulders playin’ poker one night.
Dia kehilangan dia untuk bermain poker Jim Shoulders pada suatu malam.
When I turned eighteen, I packed up an’ left home:
Ketika saya berusia delapan belas tahun, saya mengemasi sebuah ‘rumah kiri:
Tuck was pretty old back then an’ by now he’s long gone.
Tuck sudah cukup tua saat itu lalu ‘sekarang dia sudah lama pergi.
But I’ve heard it said that ol’ cowboys don’t die:
Tapi aku pernah mendengarnya mengatakan bahwa ‘koboi ol’ tidak mati:
They get put out to pasture way up the sky.
Mereka bisa pergi ke padang rumput sampai ke langit.
So if God’s got a Heaven for old cowboy legends,
Jadi jika Tuhan punya Surga untuk legenda koboi tua,
I hope the grass is greener on the other side,
Saya berharap rumput lebih hijau di sisi lain,
An’ he’s got good horses to ride.
Sebuah ‘dia punya kuda yang bagus untuk dikendarai.
Now the folks back home would tell you Tuck was just crazy an’ old.
Sekarang orang-orang di rumah akan memberitahumu bahwa Tuck benar-benar gila ‘tua.
But I still believe in Conquistadore gold.
Tapi aku masih percaya pada emas Conquistadore.
An’ those memories look like a mirage in the distance,
Sebuah ‘kenangan itu terlihat seperti fatamorgana di kejauhan,
Starin’ out from this prison of urban existence.
Starin ‘keluar dari penjara keberadaan kota ini.
So I saddle up an’ I go back now an’ then,
Jadi saya menidurkan sebuah ‘Aku kembali sekarang an’ lalu,
To remember who I was an’ just forget where I am.
Untuk mengingat siapa saya adalah ‘lupakan saja tempat saya berada.
Now the concrete an’ steel, they spread out like a plague.
Sekarang betonnya ‘baja, mereka menyebar seperti wabah.
Consumin’ the rivers, the mountains and the plains.
Konsumsilah sungai, gunung dan dataran.
Then one of these days, it’ll all be gone.
Pada suatu hari nanti, semua akan lenyap.
But somewhere, that spirit will always live on.
Tapi di suatu tempat, semangat itu akan selalu hidup terus.
‘Cause I’ve heard it said that ol’ cowboys don’t die:
Karena saya pernah mendengarnya mengatakan bahwa ‘koboi ol’ tidak mati:
They get put out to pasture way up the sky.
Mereka bisa pergi ke padang rumput sampai ke langit.
So if God’s got a Heaven for old cowboy legends,
Jadi jika Tuhan punya Surga untuk legenda koboi tua,
I hope the grass is greener on the other side,
Saya berharap rumput lebih hijau di sisi lain,
An’ he’s got good horses to ride.
Sebuah ‘dia punya kuda yang bagus untuk dikendarai.
Yeah, he’s got good horses to ride.
Yeah, dia punya kuda yang bagus untuk dikendarai.
A few good horses to ride.
Beberapa kuda bagus untuk dikendarai.
A few good horses to ride.
Beberapa kuda bagus untuk dikendarai.