Malam itu tumpahan, noda permanen;
the city soaks in silence, salt and dirty snow.
Kota membasahi dalam keheningan, garam dan salju kotor.
A blue glow from the tv again,
Sebuah cahaya biru dari tv lagi,
the cutains never open, faces never show.
Selokan tidak pernah terbuka, wajah tidak pernah terlihat.
And every time a light is turned on there's a light that's turned off somewhere.
Dan setiap kali lampu dinyalakan ada lampu yang dimatikan entah di mana.
For every failing feeling that's lost there's a perfest cost,
Untuk setiap perasaan gagal yang hilang, ada biaya yang paling bagus,
there's a debt you can't share.
ada hutang yang tidak bisa kamu bagikan
And every night they play the same song to the same offbeat believers.
Dan setiap malam mereka memainkan lagu yang sama kepada orang-orang percaya yang sama.
And everyone is singing along wearing blueblack eyes,
Dan semua orang bernyanyi sambil memakai mata biru biru,
wearing dead men's neck-ties.
memakai dasi pria mati.
Clocks stopped at the corner of Albert will show your last bus left an hour ago,
Jam berhenti di tikungan Albert akan menunjukkan bus terakhirmu yang tersisa satu jam yang lalu,
so stumble down the stairs again,
Jadi tersandung menuruni tangga lagi,
pretend you're not to proud to understand
Berpura-pura kau tidak bangga untuk mengerti
and still know when your voice cuts through the crowd that lonely people talk too loud.
dan masih tahu kapan suaramu menembus kerumunan orang yang kesepian bicara terlalu keras.
Numbers on a washroom stall.
Bilangan di warung kamar kecil.
There's always more then one last call calling you.
Selalu ada lebih dari satu panggilan terakhir yang memanggil Anda.