Seorang angelface tersenyum padaku
Under a headline of tragedy
Di bawah tajuk utama tragedi
That smile used to give me warmth
Senyum itu biasa membuatku kehangatan
Farewell – no words to say
Perpisahan – tidak ada kata-kata untuk diucapkan
Beside the cross on your grave
Di samping salib di kuburmu
And those forever burning candles
Dan lilin yang menyala selamanya
Needed elsewhere
Dibutuhkan di tempat lain
To remind us of the shortness of your time
Untuk mengingatkan kita akan kekurangan waktu Anda
Tears laid for them
Air mata mengalir untuk mereka
Tears of love tears of fear
Air mata cinta air mata ketakutan
Bury my dreams dig up my sorrows
Mengubur mimpiku menggali kesedihanku
Oh Lord why
Oh Tuhan kenapa
The angels fall first?
Malaikat jatuh lebih dulu?
Not relieved by thoughts of Shangri-La
Tidak terbebas dari pemikiran Shangri-La
Nor enlightened by the lessons of Christ
Juga tidak tercerahkan oleh pelajaran Kristus
I’ll never understand the meaning of the right
Saya tidak akan pernah mengerti arti dari hak
Ignorance lead me into the light
Ketidaktahuan membawa saya ke dalam terang
Needed elsewhere…
Diperlukan di tempat lain …
Sing me a song
Nyanyikan aku sebuah lagu
Of your beauty
Kecantikanmu
Of your kingdom
Kerajaanmu
Let the melodies of your harps
Biarkan melodi dari kecapi Anda
Caress those whom we still need
Keluhkan mereka yang masih kita butuhkan
Yesterday we shook hands
Kemarin kita berjabat tangan
My friend
Temanku
Today a moonbeam lightens my path
Hari ini moonbeam meringankan jalanku
My guardian
Wali saya