Ada kursi di kepalaku yang dulu biasa aku duduki
Took a pencil and I wrote the following on it
Mengambil pensil dan saya menulis berikut ini
Now there’s a key where my wonderful mouth used to be
Sekarang ada kunci di mana mulutku yang biasa dulu
Dig it up, throw it at me
Gali, lempar ke arahku
Dig it up, throw it at me
Gali, lempar ke arahku
Where can I run to, where can I hide
Dimana saya bisa lari ke, dimana saya bisa bersembunyi
Who will I turn to now I’m in a virgin state of mind
Siapa yang akan saya beralih ke sekarang saya dalam keadaan perawan pikiran
Got a knife to disengage the voids that I can’t bear
Punya pisau untuk melepaskan rongsokan yang tidak bisa saya tahan
To cut out words I’ve got written on my chair
Untuk memotong kata-kata yang saya tulis di kursiku
Like do you think I’m sexy
Seperti menurutmu aku seksi
Do you think I really care
Apa menurutmu aku sangat peduli
Can I burn the mazes I grow
Dapatkah saya membakar labirin yang saya tumbuh
Can I, I don’t think so
Dapatkah saya, saya tidak berpikir begitu
Can I burn the mazes I grow
Dapatkah saya membakar labirin yang saya tumbuh
Can I, I don’t think so
Dapatkah saya, saya tidak berpikir begitu
Where can I run to, where can I hide
Dimana saya bisa lari ke, dimana saya bisa bersembunyi
Who will I turn to now I’m in a virgin state of mind
Siapa yang akan saya beralih ke sekarang saya dalam keadaan perawan pikiran
Virgin state of mind
Perawan pikiran
Virgin state of mind
Perawan pikiran
Virgin state of mind
Perawan pikiran