pada awal waktu
before there were waves
sebelum ada ombak
we’d sit in our boats
Kami duduk di perahu kami
we’d float there all day
Kami akan mengapung di sana sepanjang hari
and there weren’t any waves
dan tidak ada ombak
’cause there wasn’t any wind
Karena tidak ada angin
’cause there wasn’t any sun
Karena tidak ada matahari
we were waiting for the world to begin
kami menunggu dunia untuk memulai
we were waiting in the darkness
Kami sedang menunggu di kegelapan
each in our own boat
masing-masing di perahu kita sendiri
each in our own thoughts
masing-masing dalam pikiran kita sendiri
sometimes you could hear people
Terkadang Anda bisa mendengar orang
talking amongst themselves but…
berbicara di antara mereka sendiri tapi …
(someone had a boat with wheels and I said
(seseorang memiliki sebuah perahu dengan roda dan saya bilang
you’re a bit early but I know how you feel)
Anda sedikit lebih awal tapi saya tahu bagaimana perasaan Anda)
but mostly it was just silence
Tapi kebanyakan hanya diam saja
and the silence only broken by
dan keheningan hanya dipecahkan
the absence of the clinking of the masts
tidak adanya denting tiang
and every now and then a bird would not fly by
dan sesekali burung tidak akan terbang
and someone would look up and say
dan seseorang akan melihat ke atas dan berkata
what wasn’t that ?
apa itu bukan?
we were waiting in the darkness
Kami sedang menunggu di kegelapan
and one night (or was it day?)
dan satu malam (atau sudah hari?)
I was awoken from a dream
Aku terbangun dari mimpi
I was dreaming of someplace like I’d never been
Aku sedang bermimpi tentang tempat seperti yang belum pernah kulakukan
and I heard someone say
dan aku mendengar seseorang berkata
someone’s fallen in and they can’t swim
seseorang jatuh dan mereka tidak bisa berenang
so I leaned out and I pulled them in
jadi saya mencondongkan tubuh dan saya menariknya masuk
and he was holding his head
dan dia memegangi kepalanya
and it was huge and shaped like a fish
dan itu besar dan berbentuk seperti ikan
and he slid down to the crook of the keel
dan dia meluncur turun ke lekukan lunas
and when I was sure he’d fallen asleep
dan saat aku yakin dia tertidur
I fell back to my reverie
Aku kembali ke lamunanku
we were waiting waiting waiting
kami menunggu menunggu menunggu
waiting in the darkness
menunggu di kegelapan
and you know what I miss most about that time?
dan Anda tahu apa yang paling saya rindukan saat itu?
it was the quality of blackness
Itulah kualitas kegelapan
it was soft somehow
Itu lembut entah bagaimana
in the absence of fear
dengan tidak adanya rasa takut
you could take it into your mouth
Anda bisa membawanya ke mulut Anda
and send it out through your teeth
dan mengirimkannya melalui gigi Anda
my dear
sayangku
but the silence…
tapi kesunyian …
oh, if I could go back to those times
Oh, kalau aku bisa kembali ke masa itu
I’d take that silence there
Aku akan diam di situ
I’d take it into myself and bring it back to you
Saya akan membawanya ke dalam diri saya dan membawanya kembali kepada Anda
and this is what I’d say
dan inilah yang akan saya katakan
waiting in the darkness
menunggu di kegelapan
at the beginning of time
pada awal waktu
before there were waves
sebelum ada ombak
we’d sit in our boats
Kami duduk di perahu kami
we’d float there all day
Kami akan mengapung di sana sepanjang hari
(or was it night?)
(atau apakah malam?)
and there weren’t any waves
dan tidak ada ombak
’cause there wasn’t any wind
Karena tidak ada angin
’cause there wasn’t any sun
Karena tidak ada matahari
we were waiting for the world to begin
kami menunggu dunia untuk memulai
we were waiting for the world to begin
kami menunggu dunia untuk memulai
now?
sekarang?
no.
tidak.