air dingin tempat aku berdiri
portrays the tears I once cried
menggambarkan air mata yang pernah saya serang
I face a sunset of sweet sins
Aku menghadapi matahari terbenam dari dosa-dosa manis
in a dusk of perishing hopes
di senja harapan yang musnah
I bear the shroud
Aku menanggung kafan itu
that once warmed me
yang pernah menghangatkan saya
I bear a torn shroud
Aku melahirkan kafan sobek
that now grieves with me
yang sekarang berduka dengan saya
I wash my hands
aku mencuci tanganku
with glory that once was
dengan kemuliaan yang dulu
with might once shared
dengan mungkin sekali berbagi
through my fingers it slips…
melalui jari-jari saya itu tergelincir …
…alas…it slips…
… sayang … itu tergelincir …
blissful winds that covet me
angin yang menyenangkan yang mengingini aku
offering wings of shining silk
menawarkan sayap sutra yang bersinar
they whisper to me
mereka berbisik padaku
will you wait for the sun?
maukah kamu menunggu matahari?