Pada malam yang gelap dan gelap seseorang turun dari jalan
With a smoking gun and a smile on his face
Dengan pistol merokok dan senyum di wajahnya
For all to see, the rest is history
Untuk semua untuk melihat, sisanya adalah sejarah
But no one knows what’s on his mind
Tapi tidak ada yang tahu apa yang ada dalam pikirannya
Except him and his monkey–come on . . .
Kecuali dia dan monyetnya – ayo. . .
When the big man fell with a secret on his lips
Saat si besar jatuh dengan sebuah rahasia di bibirnya
So close, so close
Begitu dekat, begitu dekat
‘Til the bullet gave his kiss
Peluru akan menciumnya
The world cried out loud, the rest is history
Dunia berseru keras, sisanya adalah sejarah
And no one knows what’s on his mind
Dan tidak ada yang tahu apa yang ada dalam pikirannya
Except him and his monkey–come on . . .
Kecuali dia dan monyetnya – ayo. . .
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to believe that there’s something more to see
Anda punya hak untuk percaya bahwa ada sesuatu yang lebih untuk dilihat
There’s a man at the desk who is talking real soft
Ada seorang pria di meja yang berbicara sangat lembut
To a half dozen guys but not a word is lost
Bagi setengah lusin orang tapi tidak ada kata yang hilang
The men depart they all know what to do
Orang-orang berangkat mereka semua tahu apa yang harus dilakukan
With a rifle aiming through a clearing in a bush
Dengan senapan yang mengarah ke sebuah lahan kosong di semak-semak
So close, so close, but no one thinks to look
Begitu dekat, begitu dekat, tapi tidak ada yang berpikir untuk melihat
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to believe that there’s something more to see
Anda punya hak untuk percaya bahwa ada sesuatu yang lebih untuk dilihat
Than a big bunch of flowers in a cemetery
Dari sekian banyak bunga di pemakaman
So why hold out, come on and give your testimony
Jadi mengapa bertahan, ayo dan berikan kesaksianmu
On a phone connection on the other side of town
Pada sambungan telepon di sisi lain kota
Sits a man with a pencil who doesn’t make a sound
Duduklah pria dengan pensil yang tidak bersuara
He nods his head, the rest is history
Dia menganggukkan kepala, sisanya adalah sejarah
But no one knows what’s on his mind
Tapi tidak ada yang tahu apa yang ada dalam pikirannya
Except him and his monkey–come on, come on
Kecuali dia dan monyetnya – ayo, ayo
When the big man fell with a secret on his lips
Saat si besar jatuh dengan sebuah rahasia di bibirnya
So close, so close
Begitu dekat, begitu dekat
‘Til the bullet gave his kiss
Peluru akan menciumnya
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to know
Anda punya hak untuk tahu
You’ve got a right to believe that there’s something more to see
Anda punya hak untuk percaya bahwa ada sesuatu yang lebih untuk dilihat
Than a big bunch of flowers in a cemetery
Dari sekian banyak bunga di pemakaman
So why hold out, come on and give your testimony
Jadi mengapa bertahan, ayo dan berikan kesaksianmu
On a cool dark night someone’s coming down the street . . .
Pada malam yang gelap dan gelap seseorang turun dari jalan. . .