Dahulu kala ketakutan besar muncul
among the inhabitants of
di antara penduduk Indonesia
Tiahuanacu, the Spaniards were
Tiahuanacu, orang-orang Spanyol
coming into their lands. The Indians
datang ke tanah mereka Orang india
retreated to their houses in great fear
mundur ke rumah mereka dengan sangat ketakutan
and closed themselves in total
dan menutup diri secara total
isolation without food or water.
isolasi tanpa makanan atau air.
They sat down in great sorrow with
Mereka duduk dalam kesedihan yang mendalam
knees bent and heads bowed (they
lutut ditekuk dan kepala tertunduk (mereka
are called Chullpas) and died.
disebut Chullpa) dan meninggal.
They were buried in this position.
Mereka dimakamkan di posisi ini.
Others froze to death in a standing
Yang lainnya membeku sampai mati dalam posisi berdiri
position like stone monoliths
Posisi seperti batu monolit
(monolitos). The Indians who live
(monolitos). Orang India yang tinggal
there today are very poor – no
disana hari ini sangat miskin – tidak
clothes or food. They seek a better
pakaian atau makanan Mereka mencari yang lebih baik
life and move to the cities where they
hidup dan pindah ke kota dimana mereka
learn to read, write and do any kind
belajar membaca, menulis dan melakukan apapun
of work. They earn money and don’t
dari pekerjaan Mereka mendapatkan uang dan tidak
want to return to their homelands.
ingin kembali ke kampung halaman mereka
Night calls through the air
Malam memanggil melalui udara
reaching for its solitude
meraih kesendiriannya
Dusk lures like a lyre beckoning
Senja memikat seperti hantu yang memanggil
the quietude
ketenangan
In state of constant commotion
Dalam keadaan keributan konstan
full of rage and heartless devotion
penuh dengan kemarahan dan pengabdian yang tak berperasaan
There’s a need that burns within to
Ada kebutuhan yang membakar di dalam
fly away, just fly away
terbang menjauh, hanya terbang menjauh
Soft winds kiss the land
Angin lembut mencium tanah
silent and in gratitude
diam dan bersyukur
Children hand in hand
Anak-anak bergandengan tangan
comprehend the quietude
memahami ketenangan
Through a maze of fear
Melalui labirin ketakutan
and compulsion
dan paksaan
There’s a race for the power
Ada perlombaan untuk kekuatan
and fortune
dan keberuntungan
Still a need within cries out to
Masih ada kebutuhan untuk menangis
fly away, just fly away
terbang menjauh, hanya terbang menjauh
People rush, people flee, they
Orang terburu-buru, orang lari, mereka
move so fast that they cannot see
bergerak begitu cepat sehingga mereka tidak bisa melihat
Work all day, up all night, they
Bekerja sepanjang hari, sepanjang malam, mereka
push and hide all the joy inside
dorong dan sembunyikan semua kegembiraan di dalamnya
Like a wave that breathes in
Seperti ombak yang masuk
the ocean and the mountains
laut dan pegunungan
peak with emotion
puncak dengan emosi
There’s a need that calls within
Ada kebutuhan yang memanggil masuk
to find a way, just find a way
untuk mencari jalan, cari saja jalannya
Time to leave and fly away,
Waktunya pergi dan terbang menjauh,
to take a leave and castaway
untuk mengambil cuti dan terbuang
To leave the worries and the dismay,
Untuk meninggalkan kekhawatiran dan cemas,
it’s time to go,
saatnya untuk pergi,
it’s time to play it’s…
saatnya untuk bermain itu …
Time now to fly away,
Waktu sekarang untuk terbang jauh,
take leave and castaway
ambil cuti dan terbuang
To fly…
Terbang…
The moon it guides my way,
Bulan itu membimbing jalan saya,
winds blow to show the way
Angin bertiup untuk menunjukkan jalannya
To fly…
Terbang…
Dawn breaks, day descends
Fajar istirahat, hari turun
With a calming attitude
Dengan sikap menenangkan
Shadows fall and bend
Bayangan jatuh dan membungkuk
Welcome in The Quietude
Selamat datang di The Quietude