Lapisan ini membelah, terkoyak.
Lacerations from the thoughts of you.
Lacerasi dari pikiran Anda.
Choking me, your words shoved down my throat.
Tersedak saya, kata-kata Anda mendorong tenggorokanku.
And I’m still bleeding from our first kiss.
Dan aku masih berdarah dari ciuman pertama kami.
The taste so painful I’m forced to clench my fists.
Rasanya sangat menyakitkan sehingga saya terpaksa mengepalkan tinjuku.
Every time you turn around, you’ll feel my presence.
Setiap kali Anda berbalik, Anda akan merasakan kehadiran saya.
And when you glance up at the stars.
Dan saat Anda melirik bintang-bintang.
Everyone will be crashing down on you, whoa, you’ll see me, the sky, calling out your name.
Semua orang akan menabrak Anda, siapa, Anda akan melihat saya, langit, memanggil nama Anda.
And yet for some reason, I still absent mindedly come back for more.
Namun untuk beberapa alasan, saya masih absen dengan mindedly kembali lagi.
Maybe someday I’ll realize that this storm will someday pass me by.
Mungkin suatu hari nanti aku akan menyadari bahwa badai ini suatu hari nanti akan berlalu begitu saja.