Di mulut kayu besar itu,
by the deep cave's door.
oleh pintu gua yang dalam.
I listened to something
Aku mendengarkan sesuatu
I had heard before.
Saya pernah dengar sebelumnya.
The wood's mouth.
Mulut kayu.
In a field I am the absence.
Di lapangan saya adalah absen.
Wherever I am
Dimanapun aku berada
I am what is missing.
Saya apa yang hilang
And in silence I observe
Dan dalam diam aku amati
When I walk I part the air
Saat aku berjalan aku berpisah
and always the air moves in.
dan selalu udara masuk
To fill the spaces
Untuk mengisi spasi
where my body has been…
dimana tubuhku telah …
I close my eyelids.
Aku menutup kelopak mataku.
There was nothing more to say.
Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.
I've seen it all before.
Aku pernah melihat semuanya sebelumnya.
But, I find comfort in silence,
Tapi, saya merasa nyaman dalam diam,
summer melacholia.
musim panas melacholia
The air shivered against my skin.
Udara menggigil di kulitku.
Dark leaned into my eyes.
Dark bersandar ke mataku.
Those threatening clouds.
Awan yang mengancam
The sweet music of the summer rain.
Musik manis dari hujan musim panas.
The mist in early hours.
Kabut di dini hari.
The dominant winds.
Angin yang dominan.