Mimpi buruk yang hidup, tertidur tapi tetap sadar.
The endless torture.
Penyiksaan tak berujung.
The painless pleasure.
Kesenangan tanpa rasa sakit.
I grasp myself.
Aku pegang diriku sendiri.
Trying to regain control.
Mencoba untuk mendapatkan kembali kendali.
I experience and learn.
Saya mengalami dan belajar.
In another faction of my mind.
Di faksi lain dalam pikiranku.
So confused.
Sangat bingung.
But everything makes perfect sense.
Tapi semuanya masuk akal.
Can’t feel the pain.
Tidak bisa merasakan sakitnya.
Emotional pain s so much deadlier.
Rasa sakit emosional sangat mematikan.
Lost, you’ve just been raped.
Hilang, kamu baru saja diperkosa.
Pain. Your friends can’t help you.
Rasa sakit. Temanmu tidak bisa menolongmu
Why wont they help you? Another reality.
Mengapa mereka tidak akan membantu Anda? Realitas lain
This can’t be happening.
Ini tidak mungkin terjadi.
Why is this happening?
Mengapa ini terjadi?
Who the fuck are you?
Siapa kamu?
Who the fuck. Are you?
Siapa dia Apakah kamu?
Trying hard to figure out what’s done.
Berusaha keras untuk mencari tahu apa yang telah dilakukan.
I scramble but now I run.
Aku berebut tapi sekarang aku lari.
The images in my head.
Gambar di kepalaku
All the problems that I’ve been fed.
Semua masalah yang saya makan.
Punching slowly my mind can’t change the speed.
Pukulan perlahan pikiran saya tidak bisa mengubah kecepatan.
As my victims bleed.
Saat korban saya berdarah.
No matter what I do or how hard I try.
Tidak peduli apa yang saya lakukan atau seberapa keras saya mencoba.
I can t use my abilities.
Saya tidak bisa menggunakan kemampuan saya.
Use my abilities.
Gunakan kemampuan saya.
Art of Illusion.
Art of Illusion.
My razor sharp knife s edge, pierces my victim’s body.
Ujung tajam pisau cukur saya, menembus tubuh korban saya.
But I can’t take their soul.
Tapi aku tidak bisa mengambil jiwanya.
Punching through jello, stabbing not killing.
Punching melalui jello, menusuk tidak membunuh.
Disappointment. Discomfort.
Kekecewaan. Tidak nyaman.